Sejarah Berdirinya Desa Kalideres Cirebon


Suatu hari pada abad ke 14 Nyi Mas Ratu Rara Mangi oleh ayahandanya diperintahkan untuk meninggalkan keraton pajajaran untuk mengembara ke berbagai negeri. Ayahanda nyi mas ratu rara mangi adalah iki ageng sepuh, seorang penasehat di lingkungan kerajaan. Adapundasar pertimbangan perintah tersebut adalah karena kiageng sepuh mendapat firasat bahwa tidak lama lagi keratin pajajaran bakal runtuh, sirna dari mayapada, dan prabu siliwangi dan para sesepuh negeri malakukan ngahiyang ke alam lain.

Dalam perjalanan pengembaraannya, nyi mas ratu rara mangi tiba di pondok Begawan danu warsih, dan memohon dijadikan muridnya. Namun begawn danuwarsih tidak mengabulkannya, melainkan member saran agar nyi mas ratu rara mangi berguru kepada mbah kuwu carbon di pedukuhan Cirebon.

Di tengah belantara menuju ke pedukuhan Cirebon, nyi mas ratu rara mangi bertemu dengan jaka semirat yang bermaksud sama untuk berguru ke mbah kuwu carbon. Kepada jaka semirat, nyi mas ratu rara mangi bahwa dirinya juga hendak menuju kearah yang sama, namun disampaikan pula ia hanya bersedia menjadi murid mbah kuwu carbon asalkan calon gurunya itu dapat menglahkan ilmu kesaktiannya.

Mendengar penuturan nyimas ratu rara mangi, jaka semirat menjadi tersinggung karena wanodya yang baru di kenalnya itu secara tidak langsung telah menghina mbah kuwu carbon orang yang di muliakannya, oleh karena itu nyi mas ratu rara mangi ditangtang berperang tanding. Dan terjadilah bitotama yang seruh, masing-masing mengeluarkan ilmu kedigdayaannya.

Akhir perang tanding yang memakan waktu lama itu dimenangkan oleh nyi mas rartu rara mangi. Kemudian jaka semirat menyarahkan diri dan bersedia menjadi kauula. Namun kesedian jaka semirat di tolak nyi mas ratu rara mangi dengan halus, bahkan sang ratu membisikan ketelinga jaka semirat bahwa bahwa dirinya jatuh cinta kepadanya dan ingin hidup bersama. Ia juga mengatakan bahwa menguji ilmu kesaktian mbah kuwu carbon bukan berarti melawannya. Setelaha jaka semirat memhami apayang diutarakan nyi mas ratu rara mangi, keduannya bermesraan saling mencintai bagaikan sudah berkenalan lama.

Selagi keduaanya memadu kasih, tiba-tiba dikagetkan dengan kedatangan seorang kakek tua rentan yang meminta tolong untuk mengambilkan tongkatnya yang hanyut di sungai. Di minta pertolongan demikian, keduannya sangat gembira, karena mereka juga bermaksud akan mandi di sungai. Maka tanpa banyak catur lagi, dua insan yang sedang dimabuk asmara itu segera terjun ke dalam sungai. Sambil bercanda mereka berebut tongkat milik sang kakek. Namun tongkat yang direbutkan itu tidak bisa dijamah karena licinseperti seokor belut dan seolah-olah mempermainkanya.

Oleh sebab itu, jaka semirat dan nyimas ratu rara mangi menjadi sangat penasaran dan terpaksa menggunakan lmu kesaktiannya untuk mendapatkan tongkat itu, akan tetapi meski keduanya telah menguras ilmu kesaktiannya, tongkat itu masih tetep trapung dan tidak bisa diambilnya, bahkan tongkat itu seperti mengejeknya. Kejadian itu berlangsung lama hingga jaka semirang dan nyimas ratu rara mangi merasakan kelelahan yang luar biasa hingga akhirnya mereka menyerah dan tergeletak di tepi sungai.

Setelah sadar, jaka semirat dan nyi mas ratu rara mangi bukan main kagetnya, karena tongkat yang diprebutkan itu sudah berada di tangan pemliknya yang berdiri tegak di dekatnya. Kemudian kakek tua dengan mengacugkan tongkatnya mengatakan bahwa dirinya adalah mbah kuwu carbon yang sengaja menyamar. Setelah itu mbah kuwu carbon mempersilahkan nyi mas ratu rara mangi apabila hendak menjajal (mengadu) ilmunya.

Mendengar penjelasan tersebut nyi mas ratu rara mangi tersipu malu, dan tanpa sungkan –sungkan ia menyembah hormat kepada mbah kuwu carbon serta memohon maaf atas kelancangannya dan minta diangkat menjadi muridnya.

Setelah nyi mas ratu rara mangi menjadi murid mbah kuwu, ia sangat akrab dengan nyi mas ratu ayu pangkuwati putrid mbah kuwu (yang selanjutnya nyi mas ratu ayu pangkuwati menjadi istri sunan gunung jati). Oleh sunan gunung jati, nyi mas ratu rara mangi diangkat sebagai seorang pepatih andalan yang di kenal kedigdayaanya.

Pada suatu waktu, nyi mas ratu rara mangi diperintahkan untuk mengawal istrinya nyi mas ratu ayu pangkuwati mengunjungi pondok nyi ageng celancang yang baru di perbaiki. Namun ditengah perjalanan kereta yang di tumpangi permaesuri sultan Cirebon itu di hentikan ki lelanang bekas murid mbah kuwu yang pernah jatuh cinta kepada nyi mas ratu ayu pangkuwati.

Menyaksikan tingkah laku yang tidak sopan dariki lelanang. Nyi mas ratu rara mangi yang bertanggung jawab atas keselamatan nyi mas ratu ayu pangkuwati, tanpa membung waktu lagi menyerangnya. Maka terjadilah perang tanding yang sangat seru dengan berakhir keklahan ki lelanang yang keceluk(terkenal) diksura itu.

Pada usia sesepuhnya nyi mas ratu rara mangi bermukim di sebuah pondok di tengah hutan bersama suaminya jaka semirat, dan selalu mengusuhkan diri kepada allah swt. Hampir seluruh waktu yang dimiliknya selalu digunakan untuk berdzikir dan untuk membaca al –Quran. Dipondoknya itu tidak jarang untuk oarng yang datang untuk belajar mengaji. Kepada yang baru belajar diajarkan dua kalimah syahadat terlebih dahulu, sebagai tanda menjadi pemeluk ajaran islam. Selanjutnya hutan di sekitar pondok nyi mas ratu rara mangi di perintah kan oleh sunan gunung jati untuk dibabad dan dijadikan sebuah pedukuhan. Setelah menjadi sebuah pedukuhan hutan itu diberi nama kalideres, berasal dari kata KALI+DERES. Kali mempunyai dua pengertian, yaitu :
  1. Kali = dua (bhs jawa), yaitu dua kalimah syahadat (syahadatain). Yaitu kalimah yang menjadi dzikiran/wiridan Nyi Mas Ratu Mangi. Kali = dua, dengan pengertian bahwa kita selaku manusia harus mempunyai keseimbangan, yaitu dua sisi yang harus seimbang “lahir dan batin, dunia dan akhirat, iptek dan imtaq”, yang dua-duanya harus seimbang.
  2. Deres = nderes/mengkaji/membaca/mempelajari, yaitu disamping nderes/mengkaji/membaca/mempelajari AL-QURAN, juga harus mempelajari dua hal di atas.

Jadi nama kalideres mengandung makna bahwa setiap manusia harus meyakini, mendalami dan mengamalkan ajaran yang terkandung dalam dua kalimah syahadat dan Al-quran. Nyi Mas Ratu Rara Mangi mempunyai keyakinan bahwa jika seseorang ingin mencapai hidup bahagia yang hakiki, maka harus selalu membaca/mempelajari/mengkaji dua hal, yaitu hal duniawi dan ukhrowi (dunia akhirat), lahir dan batin. Keduanya harus seimbang, sehingga manusia akan memiliki dan menguasai iptek dan imtaq.

Setelah Kalideres resmi menjadi sebuah pedukuhan, diangkatlah Nyi Mas Ratu Rara Mangi oleh Mbah Kuwu Cerbon menjadi gegeden Kalideres, yang bergelar Nyi Gede Kalideres, disebut juga Nyi Mas Sesangkan, Nyi Mas Pakungwati atau Nyi Mas Runde Pakungwati.

Ketika wafat, Nyi Gede Kalideres di makamkan di kompleks Makam Gunung Jati Astana Cirebon. Yaitu di luar dekat tembok sebelah barat dengan urutan : Makam Ki Gede Bayalangu, Ki Gede Jagapura, Nyi Gede Kalideres, Ki Gede Kedokan/Karangampel, Ki Gede Weru, dan Nyi Gede Gegesik (di blok pamungkuran).

Pekerjaan Nyi Mas Ratu Rara Mangi dalam menekuni/mempelajari dan mengajarkan ilmu agama islam diteruskan oleh anak-cucunya sampai sekarang. Penrus itu antara lain : Ki Mas’ady syahir, Ki Ahmad nasa’i melanjutkan perjuangan kiyai Rasim. Ki Ibad melanjutkan Ki H Usman, Ki Asrowi dan Ki Yasin melanjutkan Ki H Setimol, Ki Nurrochman melanjutkan Kiyai Ngarpat, dan masih banyak lagi generasi muda yang berjuang dan berjihad dalam pengembangan agama islam.

Sumber : wikipedia

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Sejarah Berdirinya Desa Kalideres Cirebon"

Post a Comment